Monday, December 14, 2015

Korban Prostitusi Online

Selalu ada saja kegegeran di dunia artis. Setelah ditangkapnya RB di bulan Agustus, polisi mengembangkan kasusnya sampai digrebeknya artis NM dan PR di kamar hotel dalam kondisi sudah tidak berpakaian.

Mereka disangkakan sebagai prostitusi kelas atas yang bermain di harga Rp50juta sampai Rp120juta. Tarif tersebut hanya untuk menemani klien selama 3 jam.


Gemerlapnya dunia hedonisme menuntut mereka untuk dapat menghamburkan uang dalam skala yang cukup besar. Pesta setiap malam, shopping merek-merek ternama, makan di restoran mewah, semua itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Banyak yang tidak tahan dengan gaya hidup hedonisme dan akhirnya mengambil jalan singkat. Siapa yang tidak mau menghasilkan uang Rp120juta dalam waktu hanya 3 jam?

Perkembangan kasus sampai saat artikel ini ditulis adalah Polisi mengenakan status korban kepada artis NM dan PR.  Mereka adalah korban perdagangan manusia.  Polisi akan memburu pelaku perdagangan yaitu para mucikari. 

Tetapi mucikari yang tertangkap seperti RB juga melakukan perlawanan.  Dia mengaku terperangkap karena adanya hukum ekonomi; Supply and Demand. RB bersedia dihukum jika para peminta pelayanan (demand) juga dihukum. RB hanya menjadi perantara antara supply (penyedia jasa) dan demand (peminta jasa).

Sex itu sendiri merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak melakukan sex. Tetapi seperti hak asasi manusia yang lainnya, sex tidak boleh mengganggu orang lain. Hal ini berarti sex tidak boleh memaksa ataupun dipaksakan. Untuk itu sex pun perlu ada aturannya.

Aturan yang digunakan negara sebenarnya sangat lemah. Baik dalam perlindungan ataupun pencegahan. Negara kita masih sering mencampur adukkan antara hukum dengan aturan agama. Wanita selalu dalam posisi yang sangat lemah. Wanita yang berpakaian dianggap salah karena menggoda pria. (Baca sekali lagi kalimat tadi!) Ya betul. Berpakaian saja dianggap salah.  Apalagi kalau sudah terjadi pemerkosaan.  Selalu yang dituding salah adalah wanita.  Tidak percaya?  Baca saja interview dari korban pemerkosaan di sini.

Buat saya, karena sex adalah hak asasi manusia, pemerintah tidak boleh melarang bahkan menggrebek prostitusi. Jika pria menginginkan jasa dari wanita, maka pria wajib membayar jasa wanita sesuai tarif yang disepakati. Demikian juga sebaliknya. Ini adalah hukum ekonomi. Supply and Demand. 

Saya sangat menghormati kaum profesional wanita dan pria penghibur ini. Mengapa? Mereka dengan jujur melakukan pekerjaan mereka. Mereka menginginkan kehidupan yang layak untuk mereka dan bahkan keluarga mereka. Mereka tidak mengganggu orang lain. Mereka menghibur di ruangan tertutup. Menjadi tempat curahan hati. Jasa mereka semua tentunya layak mendapatkan harga yang sesuai. Dan mereka butuh perlindungan!  

Perlindungan oleh negara. Mereka butuh perlindungan oleh negara. Lokalisasi prostitusi adalah jalan keluarnya. Dengan melakukan lokalisasi, pemerintah bisa melakukan perlidungan yang optimal dari perdagangan manusia terutama untuk anak-anak. Setiap wanita dan pria penghibur di lokalisasi haruslah mereka yang sudah cukup umur menurut hukum dan memilih menjadi penghibur. Bukan karena dipaksakan oleh orang lain. 

Penyebaran penyakit kelamin pun bisa dikontrol dengan baik. Setiap pengguna jasa wajib memakai pelindung. Setiap penyedia jasa harus rutin melakukan kontrol ke dokter untuk menjamin kesehatannya.  

Tetapi prostitusi itu kan dosa!!
Saya tidak berani mengatakan itu. Alkitab sendiri membahas banyak hal mengenai sex. Terlalu banyak sisi dari kehidupan yang melibatkan sex disinggung oleh Alkitab. Cukup banyak juga kesalahan sex yang dilakukan ternyata Tuhan gunakan untuk kebaikan yang lebih jauh.

Kalau membahas masalah sex itu baik atau benar, saya selalu terngiang dua ayat ini:

Mat 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Yoh 8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Saya tidak akan memberikan label kepada artis NM dan PR sebagai orang berdosa. Itu merupakan tugas Tuhan, bukan tugas saya. NM dan PR adalah orang dewasa yang bisa memberikan tanggung jawabnya kepada Tuhan sendiri. Tidak usah kita, sesama orang berdosa, yang menjatuhkan sanksi.

Tugas kita adalah mengasihi mereka.

Mat 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

No comments:

Post a Comment

You Are The Salt of The Earth and You Are The Light of The World

This is the script that I used to deliver the sermon on Morning Chapel time on 28 Feb 2018. "You are the salt of the earth . But i...

Learn For Free!

IDWebHost

Banner IDwebhost

James Gwee