Monday, March 21, 2016

Akibat tidak siap menghadapi perubahan

Jangan Pernah Berubah

management perubahan
Mengingat lirik lagu Jangan Pernah Berubah dari ST12, saya hanya bisa meringis ketika membaca topik berita belakangan ini. Demo menolak keberadaan kendaraan berbasis aplikasi. Penolakan datang dari berbagai sopir angkutan umum, terutama dari para sopir taksi. Ini akibat tidak siap menghadapi perubahan. 

Teknologi tidak bisa dibendung

Saya mengingat ketika masih Sekolah Dasar belajar mengetik untuk pertama kalinya. Masih memakai mesin ketik. Di tempat kursus mengetik. Luar biasa kan? Siapa di antara kalian masih merasakan belajar dan menggunakan mesin ketik tradisional?


Saya merasakan sulitnya untuk menekan huruf A dengan kelingking saya. Sangat-sangat sulit. Apalagi bahasa Indonesia sangat banyak menggunakan huruf A dibandingkan dengan huruf yang lainnya. Setiap huruf A saya selalu tercetak dengan sangat tipis. Hampir tidak kelihatan.

Tidak lama setelah saya lulus kursus mengetik, teknologi menghadirkan komputer ukuran personal. Saya gembira luar biasa. Sekarang saya bisa mengetik dengan jauh lebih mudah. Keyboard komputer tidak perlu ditekan keras-keras untuk menghadirkan huruf-huruf di layar komputer. Cukup dengan sentuhan ringan. Kelingking kiri saya tidak pernah menderita lagi sejak saat itu.

Tetapi teknologi baru ini menghancurkan bisnis kursus mengetik. Kebetulan tempat saya belajar mengetik tepat berada di sebelah rumah. Saya melihat tempat itu segera berubah menjadi rumah makan. 

Apakah saya melihat para tukang ketik berdemo karena masuknya komputer? Tidak pernah. Mereka lebih siap menghadapi perubahan.

Satu lagi contoh. Pager. Siapa di sini yang dulu pernah memakai pager? Pager juga segera menghilang ketika mobile phone masuk dengan fitur SMS-nya. Tidak perlu lagi operator pager melakukan penyambungan pesan. SMS menghilangkan teknologi pager.

Sopir taksi berdemo menentang aplikasi

Headline news belakangan ini merupakan pengulangan dari "tragedi" mesin ketik. Sopir-sopir tersebut menolak teknologi terbaru. Mereka protes ketika porsi makan mereka berkurang. Tergerus keberadaan Uber dan Grab Car atau aplikasi yang sejenisnya.

Sebenarnya demo sejenis hampir terjadi ketika Gojek hadir. Para pengojek pangkalan juga menolak keberadaan ojek berbasis aplikasi. Pengojek pangkalan bahkan sampai berani melakukan tindakan kekerasan kepada ojek aplikasi. Mungkin karena belum adanya organisasi ojek, maka pengojek pangkalan tidak bisa berbuat terlalu banyak. Ojek berbasis aplikasi akhirnya berkembang cepat dan lebih dipilih masyarakat.

Saya masih menunggu perkembangan lebih lanjut akan demo dari para sopir taksi ini. Tetapi saya cenderung akan memilih transportasi aplikasi dibandingkan dengan taksi konvensional. Mengapa? Karena mobil dari kendaraan aplikasi lebih baru, lebih bersih dan yang terpenting lebih murah.

Para sopir taksi sebenarnya salah dalam melakukan aksi demo ini. Sebenarnya yang mereka lakukan adalah menentang konsumen mereka sendiri. Mereka protes karena konsumen tidak mau membayar lebih mahal. Mereka protes karena konsumen lebih memilih mobil yang baru. Mereka protes karena konsumen tidak memilih mobil bau.

Mereka tidak siap menghadapi perubahan. 

Israel juga tidak siap menghadapi perubahan

Lirik lagu Jangan Pernah Berubah pun teringat juga ketika saya membaca bagian Alkitab mengenai perjalanan Israel keluar dari Mesir.

Ketika Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan dengan terburu-buru. Mereka keluar segera ketika Firaun "mengusir" mereka.

Musa membimbing mereka ke tanah perjanjian. Selama perjalanan tersebut, berulang kali Israel berkata: "Mengapa kamu membawa kami keluar dari Mesir? Lebih enak di Mesir". Tentunya kalimat itu sudah membuat Musa kesal. Puncak kekesalannya adalah Musa marah dan menentang perintah Tuhan. 

Bangsa Israel terlalu takut menghadapi perubahan. Mereka berpikir bahwa perbudakan lebih baik daripada harus "BEKERJA" untuk mendapatkan tanah perjanjian. Mereka berpikir raksasa di tanah perjanjian lebih menakutkan daripada janji Tuhan. 

Bangsa Israel benar-benar tidak siap menghadapi perubahan. (Baca Kitab Ulangan untuk detail ketidak-siapan bangsa Israel)

Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda melakukan management perubahan? Jika belum melakukan management perubahan, apa yang perlu Anda siapkan?

Saya belajar banyak melalui kasus hilangnya produk luar biasa karena kemajuan teknologi. 
Itu sebabnya saya belajar teknologi internet dan belajar membuat website melalui Wealthy Affiliate. Jika Anda tertarik untuk menjadi kekinian (up to date), segeralah mendaftar secara GRATIS di Wealthy Affiliate!

Jangan sampai kita menolak teknologi baru yang memang akan memperbaiki hidup kita. Teknologi mempermudah kehidupan kita, menghemat biaya, mempercepat proses dan banyak kebaikan lainnya.

Saya berharap para sopir taksi yang melakukan aksi unjuk rasa tersebut segera sadar diri.  Mereka harus segera melakukan management perubahan. Mereka tidak boleh berpuas diri dengan kehidupan "masa lalu". Apalagi Masyarakat Ekonomi Asean sudah di depan mata. Perubahan tidak bisa dihindari.


PS: Bagi yang bingung lirik lagu ST12 : Jangan Pernah Berubah.

Biarkan waktu teruslah berputar
Mencintai kamu penuh rasa sabar
Meski sakit hati ini kau tinggalkan
Ku ikhlas ‘tuk bertahan

Cintaku padamu begitu besar
Namun kau tak pernah bisa merasakan
Meski sakit hati ini kau tinggalkan
Ku ikhlas ‘tuk bertahan

Reff:[*]
Kau meninggalkanku tanpa perasaan
Hingga ku jatuhkan airmata
Kekecewaan ku sungguh tak berarah
Biarkan ku harus bertahan

[**]
Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilanglah sudah
Jangan pernah kau coba untuk berubah
Tak relakan yang indah hilanglah sudah

Back to Reff:[*] , [**]

Jangan pernah kau coba untuk berubah
Ku relakan yang indah dalam hatinya

No comments:

Post a Comment

You Are The Salt of The Earth and You Are The Light of The World

This is the script that I used to deliver the sermon on Morning Chapel time on 28 Feb 2018. "You are the salt of the earth . But i...

Learn For Free!

IDWebHost

Banner IDwebhost

James Gwee