Tuesday, February 2, 2016

Kasih vs Keadilan - Bekerja Dengan Giat

Firman Tuhan tentang Kasih dan Keadilan

Saya tertarik sekali dengan isu yang diangkat oleh Tuhan Yesus. Dalam bacaan Alkitab di bagian Matius 20:1-16, saya melihat hal menarik tentang keadilan dan kasih. Apalagi kalimat pembukanya adalah "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti..."

Pemilik Kebun Anggur

Saya terkesima dengan kalimat pembuka yang menyatakan bahwa pemilik kebun anggur bangun pagi-pagi benar. Saya dulu berpikir bahwa pemilik bisnis adalah orang yang paling santai di sebuah perusahaan. Tetapi paradigma itu berubah ketika saya mulai bekerja dan melihat bahwa pemilik perusahaan adalah orang yang paling sibuk di perusahaannya. 

Mereka bangun paling pagi. Datang paling awal. Bekerja paling giat dan paling lama di perusahaannya. Pulangnya selalu paling akhir. Apakah Anda tidak setuju?


Jika tidak setuju, coba minta izin ke bos Anda untuk mengikuti beliau selama 24 jam saja. Hal ini dilakukan oleh Tung Desem Waringin ke mentornya. Pak TDW meminta izin untuk belajar dari sang mentor cara-cara membangun bisnis. Hasilnya sangat mengejutkan Pak TDW. Sang mentor ternyata super sibuk. Meeting dari pagi sampai sore. Mengatur strategi perusahaan sampai bertemu dengan klien. Sibuk sekali. 

Begitu juga yang ditampilkan oleh Alkitab. Kerajaan Sorga tidak pernah beristirahat. Bahkan sang Pemilik keluar pagi-pagi benar. Mencari orang untuk bekerja di kebun anggurnya. 

Banyaknya Pekerja

Sang Pemilik Kebun keluar dari pagi-pagi benar. Menurut Anda jam berapa sang Pemilik keluar rumah? Saya berpikir paling siang pun jam enam pagi sudah berangkat kerja. 
Tidak hanya pagi-pagi saja. Melainkan 4x lagi sang Pemilik keluar rumah untuk mencari pekerja. 

Banyak sekali pekerja-pekerja yang menganggur. Berulangkali sang Pemilik keluar dan bertanya mengapa mereka mengganggur? Jawabannya adalah tidak ada yang mengupah mereka.

Melamar pekerjaan

Di sini saya cukup bingung. Mengapa pekerja-pekerja itu tidak mencari pekerjaan? Mengapa hanya nongkrong saja di pasar? Saya bingung dengan inisiatif para pekerja. Mental seperti apa yang mereka punya? Atau memang sistem ekonomi yang lagi sulit sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran. (Rasanya terlalu jauh jika saya harus menafsirkan sampai ke masalah ekonomi, ya?)

Tetapi di sisi lain, saya kagum dengan inisiatif sang Pemilik Kebun. Seorang kaya tetapi masih mau berjalan ke pasar untuk mencari pekerja. Bahkan tidak sungkan untuk mendekati kawanan pengangguran. Saya sendiri tidak akan berani seperti itu. 

Bekerja dengan baik

Ketika sampai di bagian cerita bahwa para pekerja menyelesaikan pekerjaan dengan baik, saya terkejut kembali. Ternyata para pengangguran ini bukanlah orang-orang yang malas. Mereka memang berniat bekerja tetapi pekerjaan tidak ada. Atau mereka tidak tahu harus ke mana untuk bekerja.

Upah yang sama

Ini merupakan bagian cerita yang menarik. Sang Pemilik Kebun menghargai pekerjaan satu hari dengan harga satu dinar. Tidak peduli dengan jam kerja yang dilakukan oleh para pekerja. 

Ada yang bekerja sejak pagi, upahnya satu dinar.
Yang bekerja sejak pukul sembilan pagi, upahnya satu dinar.
Yang bekerja sejak pukul dua belas siang, upahnya satu dinar.
Yang bekerja sejak pukul lima sore, upahnya satu dinar.

Apakah ini merupakan upah yang adil?

Upah yang adil

Saya harus mengatakan bahwa ini merupakan upah yang adil. Sang Pemilik sudah menegosiasikan upah sejak di awal pekerjaan. Baik yang dari pagi maupun yang masuk kerja pukul lima sore, mereka mendapatkan upah yang sama. 

Bagaimana interview kerja Anda? Sudahkah Anda menegosiasikan upah Anda dengan baik?
Tentu saja Anda tidak bisa iri hati kepada rekan kerja Anda yang berpenghasilan lebih baik. Semuanya itu bergantung kepada kemampuan Anda bernegosiasi dengan pemilik perusahaan.

Para pekerja lupa bahwa jika Pemilik Kebun tidak keluar mencari mereka, hari itu mereka tidak akan mendapatkan upah. Upah hari itu adalah kasih yang diberikan oleh Pemilik kepada mereka. Kekayaan Pemilik dan kemurahan hatinya tidak bisa diganggu gugat oleh para pekerja. Bersyukurlah senantiasa akan kemurahan hati dan kasih yang diberikan.

Kesimpulan

Saya melihat bahwa bagian Alkitab ini membicarakan bagaimana kita harus berperilaku untuk mendatangkan Kerajaan Sorga, di bumi sama seperti di Sorga.

Tuhan berinisiatif mencari pekerja. Tuhan berinisiatif dengan memberikan Anak-Nya yang tunggal. Tuhan memanggil pekerja-Nya sejak awal. Bahkan terus memanggil pekerja sampai sore hari. Pekerjaan sangat banyak tetapi pekerja sangat sedikit.

Semua pekerja setuju dengan upah yang sama. Di sini saya akan menafsirkan upah sebagai hadiah utama, yaitu Kehidupan yang Kekal. Sama untuk semua pekerja. Tidak ada yang lebih. Tidak ada yang kurang.

Merupakan hak utama Tuhan untuk memberikan kasih-Nya kepada siapapun yang Ia kehendaki.


No comments:

Post a Comment

You Are The Salt of The Earth and You Are The Light of The World

This is the script that I used to deliver the sermon on Morning Chapel time on 28 Feb 2018. "You are the salt of the earth . But i...

Learn For Free!

IDWebHost

Banner IDwebhost

James Gwee