Hari ini saya membaca artikel yang menarik mengenai Natal.
Artikel tersebut membahas makna Natal yang sudah melebar.
Saya setuju banget dengan artikel tersebut. Banyak orang sudah bingung dengan arti Natal.
Ada yang bilang waktunya untuk ke Gereja. (Pengunjung tahunan)
Ada yang bilang waktunya untuk pertunjukan drama.
Ada yang bilang waktunya untuk konser musik yang besar.
Ada yang bilang waktunya untuk bernyanyi Malam Kudus.
Ada yang bilang waktunya untuk menyalakan lilin.
Ada yang bilang waktunya untuk dekorasi wajib. (Palungan, gembala, domba, dll)
Intinya adalah PERAYAAN.
Tidak salah sih kalau kita mau merayakan Natal. Tetapi jarang sekali yang bilang kalau ini adalah waktunya untuk menenangkan diri, mengambil waktu teduh, dan bersyuku.
"Sukacita Natal" tidak dapat digantikan dengan pesta
Kita harus kembali ke pengertian awal bahwa sukacita Natal yang dimaksud sebenarnya adalah awal pemulihan hubungan.
Pemulihan hubungan yang terputus akibat dosa.
Pemuasan kerinduan yang mendalam untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Pemenuhan kekosongan hati dengan datangnya Kristus ke hati.
Seperti para gembala yang bersukacita mendengar kabar kelahiran Kristus, karena Kristus.
Bukan bersukacita karena ada pohon Natal, kartu Natal, hidangan Natal. Tetapi karena Kristus.
Coba ceritakan bagaimana perayaan Natal Anda tahun ini?
Tanggal 24 dan 25 Desember tahun ini adalah hari-hari libur nasional dan jatuh di hari Kamis dan Jumat. Karena Natal tahun ini akan menjadi very long weekend untuk banyak orang, tebakan saya: akan ada banyak yang melakukan Perayaan Natal tahun ini di luar kota. (Orang Jakarta di Puncak atau Bandung. Orang Bandung di Jakarta. Lol.)
ReplyDeleteAsal mengingat makna Natal yang sesungguhnya, dirayakan dimanapun seharusnya tidak apa-apa lah yah?
Saya tunggu laporan perayaannya! Damai sejahtera bagimu!
ReplyDelete